Mau tahu lebih jauh tentang Ragam tulisan non fiksi ? mari kita belajar bersama ibu siska, siapa ibu siska ? wa...h tunggu dulu. yang jelas ini dengan
antengnya saya ikuti rombongan 9 bus
menulis, kali ini dengan guide speaker yang cantik, energik, gaya bicaranya
yang aduhai. Jadi semua anggota bus serasa tersirap asyik ikuti arahan beliau. Bener-bener
malam ini malam yang menyenangkan sebagaimana hari hari sebelumnya dengan
materi berbagi bikin buku. Wau... apalagi dengan connector speaker yang sangat
lihai dalam mengatur waktu, sampai tidak terasa pada penghujung materi dan di
lanjut di sesi tanya jawab. Pastinya ini semua bisa terlaksana selain atas izin ilahi untuk hamba-hambanya yang mau belajar, juga atas kerja keras Om Jay Cs or personal. Thank you to all of you.
Ya....h
Pasti pada penasaran siapa sih guide kita malam ini sampai bikin bus 9 tetap
anteng tak satupun ingin berajak dari tempat duduknya. Beliau adalah ibu Siska
distiana yang Lahir di klaten, 12 desember 1985, Ibu dari dua anak, bekerja di
rumah sebagai content writer dan freelance editor
Bila
ingin komunikasi langsung secara personal by number Kontak 081329724184, siskanulis@gmail.com @siskadistiana
Kenapa
sih kita perlu menulis, menyitir sabda rosululloh ikatlah ilmu dengan sebuah
tulisan jadi mari kita nulis, knowledge menegement. Sehingga bila ini sebuah
perusahaan maka akan mahal harganya. Karena kita mampu memeneg ilmu yang kita
miliki dengan baik dan eklusive. Lewat tulisan maka bisa kita pakai sebagai
bukti yang nyata apabila kita pernah melakukan sesuatu atau kita pernah pergi
ke suatu tempat, apabila ini kita tulis maka itu menjadi bukti otentik dari apa
yang telah kita kerjakan. Bahkan lewat tulisan kita bisa legalkan apa yang
telah ada pada diri kita.
Macam
tulisan secara sederhana ada dua Fiksi dan non fiksi, walau ada orang yang
memadukan antara fiksi dan non fiksi atau yang sering di sebut sebagai faksi. Ok
kita awali dulu dengan pengertian non fiksi. Menurut KBBI non fiksi artinya karya
yang yang tidak bersifat fiksi, yang sering digunakan dalam konten ilmiyah, dan
real, guide sangat yakin apabila semua telah
faham akan apa bedanya karya fiksi dan non fiksi. Dimana kalau kita ada
karya yang ngakunya milik kita sendiri
ternyata hasil plagiasi atau mengaku hasil karyanya ternyata hasil jiplakan
dari karya orang lain maka ini jangan sampai terjadi, sebab semua karya itu
harus dipertanggung jawabkan oleh masing masing penulisnya. semoga kita bagian
dari orang-orang yang bertanggung jawab. Amin.
Apa
saja ragam karya non fiksi ?
Kalau
sesuai referensi ya banyak sekali yang termasuk karya non fiksi. Ada beberapa karya
non fiksi yang dengan cepat bisa kita tulis dengan cepat dan mudah. Yaitu :
- 1 Berita
- 2.
Esay
- 3.
Catatan
perjalanan
- 4.
Artikel
afirmatif
- 5.
Bast Practice
Berita
adalah sebuah kabar yang trend, yang baru, gres atau di sebut sebagai Hot new,
berita yang jelas, cepat, to the point tanpa bertele-tele.
feature
: kebalikan dari hot new atau tulisan yang memakai gaya bercerita, dimana
pembaca dari membaca feature ada sisi hiburan sehingga tulisannya penuh dengan
bunga-bunga atau hiasan-hiasan dalam rangkaian kata-katanya, tidak lugas
sehingga penulis dapat menambah beberapa hiasan pada karya ini.Ini contoh
feature yang di ambil dari salah satu relawan kemanusian yang bertugas di gerak
bareng.
Ragam
non fiksi kedua adalah esay : dimana tulisan esay adalah tulisan yang membahas
masalah sepintas lalu dari sudut pribadi penulisnya, sehingga di sana di
tawarkan sebuah solusi. Nah ini dalam bahasa literasi di sebut sebagai bahasa
isay.Berikutnya ibu siska sajikan contoh esay, ini juga tulisan ibu siska
sendiri dimana ini pernah di tulis dikompasiana dan ternyata tulisan tersebut
di kompasiana yang paling banyak di respon. Dimana ini adalah tulisan tentang
tanggapan ibu siska pada sebuah film india.
Ragam
non fiksi berikutnya : sebuah catatan perjalanan atau ulasan apa saja yang di
temui pada tempat tersebut juga menjelaskan detail detail perjalanannya.
Sebagaimana yang dilakukan oleh teman-teman bloger yang menuliskan kisah
perjalannannya dengan tujuan : siapa tahu nanti ada orang lain yang ingin
melakukan perjalannya ke tempat tempat sebagaimana yang telah anda kunjungi. Kebetulan
saya juga belum pernah melakukan catatan perjalanan, akunya ibu siska malam ini.
Mengakhiri
dari paparan saya tentang menulis ini, saya ingin dari ungkapan pramundia
ananta tour : Orang boleh pandai setinggi langit namun selama ia tidak menulis maka
ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja
untuk keabadian. Selamat berkarya dan terima kasih kepada semuanya yang telah
memulai bekerja untuk menulis.
Sampailah
pada Sesi tanya jawab :
Dengan
sigap dan santunnya ibu Fatimah dari aceh menyampaikan respon teman-teman yang
antusias bertanya sebagaimana uraian
berikut ini :
alhamdulillah sungguh sangat mempersona dan kami semuanya hanyut
dalam paparan ibu siska, Hingga kami terpana dan terpesona, terimakasih
banyak ibu, ungkap ibu fatimah dari bis
12. Bener-bener rombongan pimpinan om jay ini sangat terkoordinir, bayangkan
dari rombongan 1 sampai 12 semuanya tetap stand by sesuai pada waktunya.
Seiring dengan menunggu pertanyaan dari teman teman, ibu siska
sempat menyampaikan mengapa sampai saat ini tidak ngeblog ? Pertama,
alhamdulillah sampai saat ini masih banyak yang order jasa penulisan maupun
editing, sehingga waktunya banyak terpakai untuk itu dulu. Jujur ibu sika
bilang bahwa sudah cukup lama tidak menulis untuk diri sendiri, semoga segera
bisa lagi ibu.
Kedua, ternyata ibu siska lebih memilih platform forum seperti Kompasiana (walaupun akunnya telah
lama nggak aktif juga, karena alasan pertama tadi), karena kemungkinannya lebih
besar untuk tulisannya lebih cepat dan banyak terbaca oleh orang lain. Dan apa
motivasi ibu siska dalam menulis : Pertama, karena senang menulis. Kedua, untuk
mengaktifkan otaknya
Tiba-tiba datanglah pertanyaan dari ibu Nanik Yuliani Asal Mataram
: Tulisan mbak Siska begitu bermutu. Apa langkah langkah atau persiapan mbak
Siska saat akan membuat sebuah tulisan. Terimakasih
Dan masyaAllah... mengawali jawaban
ibu siska untuk pertanyaan ibu nanik ini. Kemudian lanjutnya - Yang paling awal
saya lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikiran saya Bu.
Misalnya saya akan menulis tentang virus corona, maka semua yang saya pikirkan
tentang itu saya tulis dulu. Biasanya saya menggunakan mind mapping sederhana
untuk itu. Hal ini saya lakukan agar ketika saya menulis nanti saya tidak
"tersesat" dan tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian
terlewat saya tuliskan. Pada dasarnya di sini saya sedang membuat kerangka
tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran". Setelah
semua isi pikiran saya keluarkan, lalu saya susun, mana yang akan saya letakkan
di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan.
Pertanyaan berikutnya dari bapak Mardiyanto - Kapuas, kebetulan
sama2 berasal dari kota bersinar, yang ingin saya tanyakan Apakah tips atau
kiat-kiat untuk untuk menulis Fiksi. Terima kasih. Dan respon beliau : Tentang
menulis fiksi, pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga untuk memicu otak
kita berimajinasi dan membangun cerita yang menarik. Terkadang saat hendak
menulis fiksi kita ingin menyajikan konflik yang menarik agar pembaca bisa
menikmati karya kita. Nah, saking ngêbêt-nya untuk itu, kita suka berpikir jauh
dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat.
Tersesat ? Maksudnya tersesat pada konflik yang kita tidak pahami.
Nah, tips berikutnya adalah, ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal
yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita
yang saya bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga... Demikian
kiranya Pak Mardiyanto
alhamdulillah kita lanjutkan
pertanyaan dari ibu Aning S, Pati dari Rombongan Bus 12 : Apakah
artikel informatif itu bisa mendapatkan nilai dalam PAK jika artikelnya tidak
sesuai mapel, dan dimana artikel itu bisa dipublikasikan? Terima kasih. Dalam
artikel informatif biasanya kita menyampaikan informasi atau pengetahuan kepada
khalayak tentang suatu hal. Misal bagaimana cara mengajar dengan menyenangkan. Menurut
saya, seharusnya bisa dapat nilai dalam PAK, Bu. Karena apa? Karena melalui
tulisan itu Ibu bisa mengarahkan khalayak tentang sesuatu. Ibu juga bisa
menjawab permasalahan khalayak terhadap sesuatu. Misal, saya membutuhkan
informasi tentang bagaimana mendampingi anak belajar. Kemudian saya googling,
eh saya nemu tulisan Ibu tentang itu. Jika saya praktikkan dan kemudian
berhasil, maka itu berarti Ibu sudah membantu saya menyelesaikan masalah saya
tersebut.
Kemudian di mana bisa dipublikasikan, saat ini media massa
mainstream (Kompas, Republika, Tempo, dan lain-lain) sudah membuat wadah
jurnalisme warga, seperti Kompasiana (milik Kompas). Di sana kita bisa menulis
tentang apa saja, selam itu baik dan informatif. Cara mendaftarnya pun mudah
dan gratis. Nah Ibu bisa buat akun di sana, kemudian Ibu tuliskan artikel
informatif yang Ibu tulis. Kemungkinannya besar untuk dibaca khalayak jika
topik yang Ibu angkat bersifat umum dan informatif.
Ini alamatnya kompasiana ibu: www.kompasiana.com
Sampai saat ini sih Kompasiana memang
yang paling besar dibandingkan forum yang lain. Demikian Ibu Aning. alhamdulillah kita lanjut, kali ini ada pak
edi dari bumi aceh. Bagaimana menulis berita yang baik? Pertama harus terpenuhi
dulu semua unsur beritanya. Apa itu? 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan
How). Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan siapa melakukan apa, kapan dan
di mana dilakukannya, mengapa melakukan itu, dan bagaimana ia melakukannya.
Kedua, ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita.
Aktualitas itu kecepatan berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa
diangkat menjadi berita dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak. Kemudian
faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar
berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian
khalayak, biasanya akan makin diminati. Misal, Pak Edi menuliskan berita
tentang seorang guru biologi di Aceh yang berhasil menemukan formulasi vaksin
corona. Nah, Rekan-rekan guru lain pastilah akan tertarik untuk membaca itu
daripada membaca tentang fashion show yang digelar di New York.
Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan
membaca, saya selalu percaya itu. Jadi, makin banyak Bapak membaca berita, maka
Bapak akan lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita
Bapak. Demikian kiranya, Pak Edi. Ibu siska mengakhiri paparannya dalam
menjawab pertanyaan pak edi. Ini yang saya bilang bener-bener dengan pertanyaan
orang lain ternyata kita dapat tambahan ilmu yang sangat banyak sekali.
alhamdulillah ibu kita lanjut ya ibu, sapa ibu moderator dari bus
sebelah. Serasa satu gerbong saja setiap kali pembelajaran ini dilaksanakan. Baik
mangga ibu.
Slmt malam ibu Siska,penulis bertanggungjawab penuh atas kebenaran
informasi,yg saya tanyakan, apakah perlu surat keterangan untuk mempertanggung
jawabkan kebenaran itu,kalau perlu bagaimana proses nya? Tanya ibu Lusia.
Halo Ibu Lusia, selamat malam. Terima kasih atas pertanyaannya sapa ibu siska dengan
renyahnya sebelum menjawab pertanyaan yang ada. Tentang surat keterangan, jika tidak ada
yang menggugat tidak ada surat keterangan pun tak mengapa Bu. Surat keterangan
kan biasanya diperlukan untuk ranah hukum ya. Jadi, jika tulisan kita dapat
diterima dengan baik, tidak disertai surat keterangan pun tak mengapa.
Lalu bagaimana cara membuat surat keterangan tersebut? Humm...
jujur saya belum punya pengalaman juga tentang ini. Namun sepertinya bisa kita
cari tahu dari institusi pemerintah yang menangani Hak Kekayaan Intelektual
(HAKI), ada Dirjen Kekayaan Intelektual https://www.dgip.go.id/
Demikian kiranya Ibu Lusia kata ibu siska
mengakhiri.
Assalamu alaikum Bu Siska, saya Bu Iin Kediri. (ini dia ibu iin,
walau satu kota namun kita belum saling kenal di darat. Salam kenal di udara
ibu iin...) Pencapaian yg luar biasa,
berbagai tulisan dihasilkan oleh Bu Siska.
Bisa minta tips awal mulai menulis kapan dan siapa yg membentuk Bu Siska
bisa seperti ini. Dan bagaimana peran
sekolah dalam mengasah kemampuan Bu Siska. Ini untuk kita terapkan ke anak dan
siswa kita. Terima kasih.
Sugeng dalu Bu Sri. Terima kasih atas pertanyaan Ibu.. Wah, bagus
sekali Ibu... TOSS ah, kita senasib. Cara asyik ibu siska membuat bincang-bincang
bagi ilmu ini tetap enak walau tidak ada camilan di samping. Hehehe... Saya juga saat
ini sedang rehat jadi content writer Bu. Kemarin sempat ambruk, sebulan
Ramadhan saya sakit. Jadi untuk sementara waktu sama suami dilarang menerima
kerjaan content writer (CW) dulu.
Memang tantangan kerja CW di situ ya Bu, berkejaran dengan
deadline. Namun pelajaran berharga yang saya dapatkan dari sana adalah
konsistensi ya Bu. Konsistensi menulis dan mengatur waktu. Jika kita bisa atur
setiap hari menulis 1-2 artikel, saya kira tidak akan masalah. Ini yang masih
menjadi tantangan saya sih memang. Saya belum lulus di ujian manajemen waktu
ini Bu. Demikian kiranya Bu Sri.
Berikutnya pertanyaan dari ibu Titin dr SDIT Annaba Subang dengan
pertanyaannya :
1.Kesalahan apa saja yg sering ibu temukan ketika mengedit BP?
2.Bagaimana tips ibu dalam memanajemen waktu ketika menulis dgn
pekerjaan ibu lainnya?
Terimakasih. Saya belum pernah secara khusus mengkaji tentang ini
sih bu... jadi jawaban saya masih menurut pendapat saya ya...
1. Pertama dan paling banyak terjadi adalah kesalahan teknis
penulisan (kata tidak baku, tidak sesuai PUEBI, salah ketik, dan sebagainya).
Kedua, kesalahan substansial biasanya berkisar antara kurangnya penjabaran pada
"how to"-nya alias bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya. Atau
kurang menjabarkan metode yang digunakan.
2. Ehehehhee... saya masih merasa belum lulus ujian manajemen waktu
ini Bu. Jadi masih berkejar-kejaran antara ngurus rumah, ngasuh anak, sama
kerja. Saya sudah coba buatkan jadwal
dan pembagian waktu di ketiga urusan itu, tapi eksekusinya belum oke ini Bu. Kebetulan saya masih punya balita (3 tahun),
jadi jadwal saya masih suka berubah-ubah tergantung mood-nya si Adik ini. Demikian
kiranya Ibu.
Syukur alhamdulillah malam ini dapat ilmu tentang tulisan non fiksi
secara lebar, luas semoga ini bagian dari yang manfaat sehingga tak cukup
berhenti sampai disini. Dan menjadi salah satu amal jariyah yang mengalir
sampai akhir nanti. Terima kasih for you all.